Semenjak gendering perang dagang AS dan China kembali berkumandang, kondisi perekonomian dunia berada dalam ambang ketidakpastian. Kondisi ini membawa reaksi risk-off yang mana para investor menginvestasikan dan menjaga dana mereka ke asset-asset lindung nilai. Asset lindung nilai yang menjadi primadona saat ini adalah dollar AS karena memberikan imbal hasil yang sangat baik setelah yield obligasi jangka pendek memberikan imbal hasil sama baik dengan yield obligasi jangka panjang. Untuk jangka pendek fundamental untuk penguatan dollar AS cukup kuat untuk menjadi katalis pergerakan bullish selanjutnya. Karena seperti history sebelumnya jika yield jangka pendek memberikan imbal hasil yang sama baiknya dengan yield jangka panjang maka kondisi perekonomian negara tersebut sedang memasuki kondisi resesi. Penguatan mata uang yang sangat signifikan tidak selamanya membawa dampak yang bagus bagi suatu perekonomian negara. AS merupakan salah satu negara yang cukup mendapatkan kontribusi yang baik dari sektor ekspor. Semakin kuat mata uangnya maka akan membuat barang-barang komoditas ekspor semakin sulit diterima oleh pasar yang mana akan membawa dampak perlemahan bagi sekor produksi dan pemasaran.
Teknikal DXY atau indek dollar AS memang masih mengisyaratkan bullish jangka menengah sampai mencapai area blue ( area level 99.55). Level tersebut merupakan batasan psikologi bulanan sehingga jika level tersebut telah tercapai maka memicu aksi jual dollar AS.
Ada situs web yang lebih cocok untuk kamu
Situs web baru dengan layanan yang lebih sesuai untuk lokasimu baru saja diluncurkan!
Daftar di sini dan dapatkan Bonus Sambutan 30%.